Selasa, 04 Januari 2011

Hubungan Psikologi dan Internet (bagian keempat)

Penulis : Adi Sulaiman

Pengguna internet di Indonesia sangat banyak dan menjadi potensi sebagai obyek pengembangan psikologi itu sendiri. Psikologi dengan berbagai subarea keilmuannya dapat dimanfaatkan untuk meneliti perilaku dan dampak para pengguna internet serta permasalahan yang muncul pada perilaku orang yang kecanduan internet. Berapa banyak orang yang kecanduan internet sampai-sampai melupakan kebutuhan dirinya sendiri seperti makan, bersosialisasi, ibadah dan sebagainya. orang yang kecanduan internet seperti halnya orang yang kecanduan terhadap obat-obatan, akan merasakan kurang nyaman dan sesuatu yang hilang dari dirinya apabila sehari saja tidak menggunakan internet. Perilaku kecanduan ini yang dapat dikaji lebih mendalam oleh psikologi.
Disamping itu, perilaku mencari jalan pintas bagi sebagian mahasiswa dan pekerja dalam menyelesaikan tugasnya, dapat menjadi penelitian bagi psikolog, dikaitkan dengan kreativitas dan kemampuan individu. Apakah adanya internet dapat membantu para mahasiswa dan pekerja menyelesaikan tugasnya secara kreatif atau malah sebaliknya. Fenomena ini memang layak menjadi kajian karena menyangkut kelangsungan kreativitas di masa mendatang. Kalau kemungkinan terburuk yang kita ambil sebagai asumsi bahwa kreativitas akan lemah karena terlalu banyaknya jalan pintas yang diambil ketika mengerjakan tugas, maka hal ini akan menjadi sangat buruk dan menjadi bom waktu bagi generasi mendatang.
Ilmu psikologi pun dapat digunakan sebagai salah satu instrumen pembuatan kebijakan berinternet secara sehat. Internet yang sejatinya dapat digunakan untuk memudahkan, bisa jadi malah membuat penggunanya bermasalah baik secara kesehatan maupun perilaku di waktu kemudian. Pemerintah sebagai pembuat peraturan, bersama pihak penyedia layanan internet dan pihak swasta diharapkan dapat bersinergi dan saling bekerja sama membuat suatu sistem yang melahirkan internet sehat bagi penggunanya. Internet sehat yang dimaksud disini adalah keberadaan internet yang memuat isi atau content yang baik, informatif dan jauh dari unsur SARA. Selain itu bagaimana supaya penyedia internet dan pihak swasta seperti warnet dapat menyediakan sarana prasarana yang menyehatkan bagi pengguna internet.
Internet kalau diibaratkan seperti pisau tajam, dimana pisau itu bergantung kepada pemegangnya. Bila pemegangnya memiliki perilaku dan proses mental yang baik, maka pisau tersebut akan menghasilkan manfaat bagi semua orang. Begitu pula sebaliknya, bila pisau tersebut dipegang oleh orang yang tidak baik maka akan menjadi bencana atau malapetaka bagi orang lain dan orang yang memegang pisau itu sendiri. Ibarat ini memberikan pelajaran bagaimana agar internet dapat menjadi manfaat bagi semua orang, maka harus dipergunakan atau dikelola oleh orang yang memiliki perilaku dan proses mental yang baik, dan ini adalah tugas orang-orang yang berkecimpung dalam psikologi untuk menjawab tantangan ini. terima kasih.

Tidak ada komentar: