berangkat dari sebuah sinetron religi yang ditayangkan setiap dini hari pukul 03.00 WIB pada bulan suci ramadhan 1428 H. Menarik juga sinetron karya besar sang maestro bang deddy mizwar ini, Penempatan masing-masing peran dengan karakter yang khas dan begitu kuat. menilik judul yang dipakai, terasa hubungan yang harmonis di antara seluruh komponen sinetron.
Dari berbagai karakter yang muncul pada sinetron ini, ada kesamaan karakter yaitu sifat dasar manusia yang tidak pernah lupa akan uang. Sebut saja seorang ustaz dadakan bernama Bang Jack yang begitu ikhlas dalam memberikan nasihat agama kepada siapapun yang datang kepadanya, namun beliau tidak menampik bahkan cenderung mengharap adanya honor ketika datang kepadanya order ceramah.
Inilah sekilas potret ustaz yang ada di kampung-kampung di tengah kota metropolitan Jakarta. Sebenarnya tidak banyak diantara mereka yang berilmu tinggi bahkan ada yang naik ”pangkat” menjadi Ustaz karena di tempatnya sudah tidak ada lagi orang yang bisa dianggap sebagai ustaz.
Mengapa saya sebut naik ”pangkat”?????
Masyarakat Jakarta pada umumnya sering menjuluki orang yang dianggap mumpuni dalam bidang agama dengan sebutan ustaz atau guru atau muallim dan julukan tersebut biasanya akan menaikkan status sosial yang bersangkutan di tengah masyarakat.
Dalam hal order ceramah atau mengajar ngaji, banyak orang masih menganggap bahwa ustaz selalu memiliki sifat ikhlas dengan asumsi pengertian adalah tidak mengharapkan apa-apa selain ridho Alloh SWT. Akhirnya kebutuhan sang ustaz terlupakan dan lebih jauh menjadi suatu kondisi yang memaksa sang ustaz harus berjuang sendiri membina dan mengayomi ummatnya dalam hal ini masyarakat sekitar sambil memikirkan penghidupan dirinya dan keluarganya karena minimnya perhatian dari masyarakat.
Minggu, 07 Oktober 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar